Oleh : Titin Nurjanah
Salah sasaran
Hari ini ada
kegiatan dalam organisasi yang kuikuti, mengharuskankku untuk perPakaian rapi
dan memakai jaket almamater, setelah selesai acara dari kampus aku segera meluncur ke daerah Manyar, ada
panggilan tugas untuk memberikan pelajaran tambahan, ekonomi mahasiswa
pinggiran memang agak kembang kempis, berbagai cara dilakukan untuk sekedar
makan atau membayar kost, terutama aku yang liburan masih menelusuri kota
Surabaya demi recehan yang bernama rupiah.
Sore itu aku
masuk gang komplek yang lumayan sepi, aku agak terburu-buru aku berhenti sejenak
tepat di berhenti tepat di depan mobil
avanza yang sedang parkir berlawanan arah, aku melapas jaket almamter yang
masih kuPakai, rasanya kurang etis kalau bertamu ke rumah.
“Loh,
saya melanggar ta Pak??” aku tidak merasa melalukan pelanggaran, apa aku yang
tidak tahu pearturan lalu lintas? Pikirku dalam hati.
“Iya kamu
berhenti sembarangan kan tadi?” Pak Polisi menegur.
“Keluarkan SIM”
kata Polisi yang satunya.
“Gak punya Pak hehe “
tanpa rasa bersalah sambil
mencoba mencairkan suasana.
“Keluarkan
STNK” kata Polisi.
“Kalau ini saya
punya Pak” Aku membuka dompet, ternyata tidak ada.
“Oh iya di dalam jaket hehe” mengingis sambil memandang Pak Polisi.
“Oh iya di dalam jaket hehe” mengingis sambil memandang Pak Polisi.
“Mbaknya
pelajar kuliah kerja?”
“Kuliah Pak, tapi
ini saya sambil kerja ngelesin Pak”
“Asalnya dari
mana?”
“Lamongan Pak”
“Lampung ya?”
“Hehe iya
tepatnya lamongan kampong”
“Orang
ini tahu aja, jangan jangan mukaku udah kampungan lagi, hati hati aja Pak, gak
akan ada yang ikut sidang atau mengeluarkan
uang sepeser pun atas penghinaan ini” bisik setan dalam hati.
“Karena melanggar
dan tidak membawa SIM mbak harus ikut sidang” kata Pak Polisi menawarkan
pilihan.
“Haduh Pak, saya
sudah terburu-buru, ini juga sudah terlambat sebenarnya”
“Atau bayar
denda” Pak Polisi memeberikan tawaran.
“Denda Pak? Tega
ya?“ aku mengeluarkan dompet membuka dan menunjukkan kepada
orang-orang di depanku, sebenarnya isinya banyak, mungkin terlalu banyak banyak
untuk diambil. 1 lembar pecahan 5000, 1
lembar pecahan 1000, 2 koin 500, 4
koin 200 dan 3 koin 100. Hmmm
tersenyum padaku dengan nada kecewa.
“Nanti kalau ban
sepeda kamu bocor gimana?”
“Kan masih ada
5000 Pak”
“Cek cek.. mahasiswa , kamu itu nglanggar tidak punya
SIM”.
“Iya Pak” dalam
hatiku lebih tepatnya sudah melanggar tidak punya SIM dan tidak punya uang
….
Tips buat kamu-kamu
yang gak punya SIM,
1. Jangan simpan uang di dompet, simpanlah uang di kaos
kaki atau di bawah
bantal
2. Tampilkan muka melas,
3. Jangan perlihatkan kalau kamu
takut.
0 komentar:
Posting Komentar