Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 29 Juli 2013

MENULIS, MENULIS, MENULIS

Oleh : Isra Yuda

Satu dari sekian banyak keajaiban di dunia adalah buku. Lembaran kertas yang saling menumpuk dan berisi jutaan kata - kata. Keajaiban buku terletak pada isi sekaligus manfaat yang ada. Melalui buku, kata - kata dirangkai menjadi kalimat, diikat dengan tinta dalam bidang datar yang tipis. Pena mengukir huruf demi huruf oleh tangan manusia. Kata yang terangkai merupakan bentuk seni indah yang sangat unik dan orisinil.

Setiap bentuk huruf yang ditulis tangan manusia selalu berbeda satu sama lain. Penulis selalu memiliki gaya huruf yang berbeda - beda. Buku tidak hanya memuat kata, namun juga gambar, angka, garis, bentuk, bahkan simbol. Begitu banyak simbol yang dapat ditulis hingga tak pernah habis tinta dan pena untuk mengukirnya dalam kertas - kertas. Bahkan Tuhan pun menulis kepada hamba di dunia. Bahkan Tuhan, berkomunikasi dengan makhluknya melalui tulisan.

Sebuah tulisan adalah ungkapan, adalah pikiran, adalah rasa, adalah karya. Tulisan selalu dapat mewakili baik pikiran maupun karakter penulis. Membaca tulisan merupakan bentuk lain dari dialog. Hanya saja kita tidak secara langsung berhadapan dengan penulis. Membaca artinya menyelami pikiran, pesan, rasa dan karakter penulis. Huruf, goresan, kalimat, kata, gambar, paragraf, baris, semua itu adalah satu kesatuan utuh. Ibarat tubuh yang terdiri dari berbagai organ. Ibarat jam yang bekerja dari sekumpulan roda gigi.

Merangkai huruf bukanlah perkara mudah. Merangkai kata adalah hal yang sukar. Namun menulis adalah kenikmatan. Bagai memetik anggur di ladang, maka menulis adalah memetik huruf dan merangkainya. Layaknya perasan sari anggur, menulis memabukan dalam nikmatnya, ketika tinta diperas keluar dari pena.

Setiap sejarah selalu diawali dengan tulisan. Setiap kejadian adalah catatan yang tertulis. Peradaban diawali dengan aksara. Ilmu dipelajari dari perkamen - perkamen. Tiada kita tahu apel yang jatuh atau bumi yang bulat jika Newton dan Galileo tidak mencatatnya. Tidaklah kita tahu nikmat cinta dan perjuangan jika Ghibran dan Malaka tidak menuliskannya. Dan tidaklah kita tahu khittah Tuhan kala Muhammad tidak menyampaikan Al-Quran.

Tulislah apa yang kau lihat. Tulislah apa yang kau dengar. Tulislah apa yang kau cium. Tulislah apa yang kau Kecup. Tulislah apa yang kau sentuh. Tulislah apa yang kau rasa. Tulislah yang kau pikirkan. Tulislah apa kata hatimu.

Catatlah setiap kejadian. Catatlah setiap peristiwa. Catatlah pesan yang tersampaikan. Sampaikanlah agar orang tahu. Menulislah, menulislah dan menulislah. Maka kau akan dikenal. Maka kau akan didengar. Maka kau akan bahagia. Maka kau akan abadi.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Daftar Blog Saya