Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 05 September 2013

LOYALITAS

Oleh Unsiyah A. Hadey

Loyalitas, sebuah kata yang tak begitu asing ditelinga mahasiswa yang mengaku dirinya sebagai agent of change ini. Secara bahasa loyalitas berasal dari bahasa Inggris  Loyal yang memiliki arti setia.  Namun, secara istilah kita bisa mengartikan loyalitas adalah sikap patuh seseorang terhadap suatu sosok maupun sistem. Sistem/aturan disini bisa diartikan sebagai organisasi, kelompok, pekerjaan  maupun negara yang pada prinsipnya memiliki suatu aturan didalamnya.

Berbicara  mengenai loyalitas ini, tak asyik rasanya jika tidak memberikan sedikit contoh tentang loyalitas.

Contoh   ini berasal dari mantan presiden RI kita yang pertama yaitu Soekarno. Untuk masalah loyalitas Soekarno tak diragukan lagi beliau sangat setia membela Indonesia dan menentang keras segala bentuk penjajahan. Beliau tidak gentar untuk melawan musuh-musuhnya dengan tak-tik dan kerjasamanya dengan berbagai pemuda di Indonesia akhirnya dapat meraih kemerdekaan.

Contoh lainnya dalam suatu organisasi, yaitu misalnya anda terlibat dalam organisasi  X anda selalu ikut setiap kegiatan yang diadakan dan anda mengabdikan semua yang dibutuhkan oleh organisasi tersebut. Anda menganggap bahwasannya organisasi yang anda jalankan sekarang memiliki manfaat yang sangat besar terhadap anda. Mungkin, itu akan membuat anda melatih cara berbicara anda, mendapatkan teman maupun link yang banyak. Akan tetapi, Anda tidak saja berpikir secara demikian, anda juga harus berbuat yang maksimal kepada organisasi yang anda jalankan dan tentunya menjaga nama baik organisasi anda tersebut.

Naah! dari contoh tersebut, bisa disimpulkan sedikit bahwasannya faktor penentu seseorang menjadi loyal karena  lingkungan yang terjadi  dalam pekerjaan, kelompok, organisasi  maupun negara dan timbal balik yang ia dapatkan tersebut.

Namun, kenyataan yang saya lihat untuk sekarang ini, beberapa bahkan banyak juga loyalitas diartikan sebagai kesetiaan yang mengarah kepada person tidak pada suatu aturan. Lihat saja para pejabat saat ini banyak pejabat yang masuk  dalam jajaran partai tak terlepas dari sosok yang ditampilkan. Memang dalam politik sah - sah saja seseorang  menganggap dirinya loyal terhadap organisasi , kelompok maupun negara dikarenakan karena pemimipinnya . Hal ini, berarti loyalitas yang dipegang seseorang ini berdasarkan kualitas dari pemimpinnya. Namum loyalitas berdasar person ini, jika dalam suatu politik tersebut pemimpinnya menang maka yang menjadi pengikutnya akan menang juga (selamat), akan tetapi jika pemimpinnya kalah maka tumbanglah para pengikutnya hal ini karena didasarkan pada faktor person tadi.

Nah! jika begini pertanyaan pun muncul.  Apakah pemimpin juga membutuhkan loyalitas dari pengikutnya/anak buahnya? Jawabanya sangat tegas.. IYA.. karena  kembali lagi ke konsep awal loyalitas yang berdasarkan person  beriorientasi kepada orang.  Orang disini berarti tidak hanya pemimpinnya saja namun juga pengikutnya.  Misalnya saja dalam suatu negara seorang pemimpin walaupun sudah loyal dengan negara namun ia juga membutuhkan loyalitas dari pengikutnya agar mereka tidak mengkhianati apa yang sudah ia rencanakan (timbal balik).

Berarti dapat ditarik juga bahwasanya faktor penentu dari loyalitas bisa juga dari faktor pemimpinnya/ person .J

Dan lihatlah untuk sekarang ini lagi, Apakah orang-orang yang mengakunya memiliki pangkat dengan sebutan pejabat memiliki loyalitas terhadap negara ini. Saya kira “TIDAK” ( Hanya untuk beberapa saja). Bagaimana tidak, beberapa pejabat kita yang korupsi mulai dari sektor pajak, haji, pariwisata, bulog, dan masih banyak lainnya. Jika diteruskan seperti ini pertanyaan yang sangat besar muncul di benak saya adalah, Kenapa mereka tidak memiliki loyalitas padahal jelas-jelas mereka mendapatkan timbal balik yang mereka butuhkan? Apakah timbal balik itu kurang? Apakah faktor pemimpinnya tidak memberikan rasa loyalitas terhadapnya? Dan apakah faktor lingkungan yang mempengaruhi mereka untuk tidak bersikap loyalitas? Kalau begitu kenapa mereka menjadi pejabat? Pertanyaan terakhir bagi anda semua, Sudahkah anda loyal???

Semoga bermanfaat .. Trims.. Salam menulis - tak ada ruginya berbagi J selagi dalam hal positif.

DOMBA YANG KESEPIAN

Oleh Unsiyah A. Hadey

Sekedar intermezo saja saya ditulisan ini,

Saya masih ingat jelas dengan perkataan teman saya yang intinya seperti ini, “ Ketika domba bergerombol dengan domba yang  lainnya akan lebih aman dari pada domba yang sendiri karena akan mudah diterkam oleh Srigala”. Perkataan teman saya ini memang adalah sebuah pengandaian. Pengandaian dimana manusia yang hidupnya memiliki teman yang banyak namun juga teman yang sangat bermanfaat bagi manusia itu sendiri. Misalnya saling mengingatkan ketika ada salah satu pihak yang berbuat salah, ketika bermalas-malasan dan lain sebgainya. Domba yang tidak sendiri akan melakukan kegiatannya secara bersama-sama dengan domba yang lain.  ketika mereka makan rumput yang lain akan makan rumput. Ketika mereka tidur yang lain juga kan tidur.  Ini juga bisa diibaratkan ketika manusia yang satu melakukan kebaikan yang lain dimungkinkan akan juga akan melakukan kebaikan.


Tak jauh – jauh untuk melihat contoh ini, misalnya saja anak kos/asrama yang memiliki banyak teman (teman disini berarti teman yang mengarah kepada kebaikan) dia akan bertingkah baik dengan temannya. Misalnya belajar, beribadah dan lainnya akan dilakukannya dengan seksama. Berbeda ketika kita sendiri tak ada teman yang bisa menjadi penyemangat hidup, apa-apa yang dilakukan sendiri, ketika kita malas tak ada yang menegur kita. Maka terjerumuslah kita pada “kemalasan”. Ibarat domba yang sudah diterkam serigala. L
 

Daftar Blog Saya